[AURABERKAH.INFO] Jakarta - Memanfaatkan internet sebagai sarana informasi dan bisnis yang dilakukan oleh Pemerintah khususnya oleh BAKTI. Internet dengan sangat mudah masuk ke anak-anak sehingga pengawasan orang tua wajib dilakukan agar mampu memberikan pengertian kepada anak dalam penggunaan internet.
Menurut Anggota Komisi I DPR RI, H. Subarna, dalam acara
Seminar Merajut Nusantara yang diselenggarakan oleh Badan Aksesibilitas
Telekomunikasi dan Informasi, Kementerian Komunikasi dan Informatika RI, yang
bertemakan “Keamanan Anak dalam Platform Digital” Rabu (7/6/2023).
Selain itu menurutnya, Pengasuhan pada masa kini memang
lebih menantang karena ada banyaknya dampak negatif internet, seperti misalnya
bisa mengurangi komunikasi dan informasi sekitarnya, banyaknya konten-konten
yang tidak pantas dan bisa dengan mudah menimbulkan kecenderungan untuk anak.
Golongan anak di Indonesia cukup besar sebagai pengguna internet aktif, dengan
demikian sebagai orang tua berkewajiban untuk memberikan edukasi dan pemahaman
dimana internet selain memiliki sisi negatif juga sisi positif. Harus pula
memberikan pengetahuan yang cukup untuk tidak memberikan data diri dan juga
batas waktu dalam penggunaan gadget. Karena itu pengawasan dan pembatasan anak
wajib hukumnya. Tips untuk menjaga keamanan digital adalah batasi waktu untuk
bermain hape, lebih baik menggunakan waktu tersebut untuk melakukan kegiatan
produktif bersama keluarga. Harapan anak terbiasa untuk mendengarkan orang tua
secara sadar, selanjutnya sebagai orang tua harus memberikan contoh yang baik
untuk anak seperti misalnya secara sigap memberikan waktu kepada anak, mampu
membatasi diri sendiri dalam penggunaan gadget, mampu memilih gadget dan
aplikasi yang baik bagi anak, dan mampu memberikan waktu bersama keluarga.
Narasumber lainnya, Rinda Amalia selaku Pegiat Literasi dan
Sosial Media, mengatakan bahwa remaja gejala umum yang dialami oleh anak dan
remaja antara lain lebih sering menggunakan emosi daripada pikiran pada saat
memutuskan sesuatu, cenderung selalu mengkhawatirkan diri sendiri seperti
memikirkan apa yang orang lain pikirkan tentang bagaimana dia terlihat dan
sering ingin dianggap sudah dewasa tapi kadang ingin dianggap sebagai
anak-anak. Online grooming adalah sebuah proses dimana orang dewasa dengan cara
yang tidak pantas memiliki ketertarikan seksual dengan anak dibawah umur dengan
mendekati mereka secara online dengan memberikan perhatian dan menjalin hubungan
untuk dapat bertemu secara langsung dengan mereka dan bisa berpotensi
membahayakan. Faktor penyebab online grooming dimana predator yang memang
berniat untuk mencari mangsa anak dan remaja. Mereka sengaja membuat diri
mereka dekat dengan aka dengan berusaha untuk menjadi teman dengan memberikan
perhatian, pengertian dan kasih sayang semu untuk anak diman adi waktu yang
bersamaan akan berusaha untuk menjauhkan anak dengan orang tuanya. Beberapa
kegiatan parenting untuk anak dan remaja terkait penggunaan internet antara
lain adalah jangan tergantung pada software, proaktif terhadap informasi
terbaru, berpartisipasi dengan anak dalam kegiatan online, membicarakan resiko
menggunakan internet, berdiskusi mengenai penggunaan internet, berpikir tentang
Mall, membagi waktu dengan baik dan terakhir adalah buatlah perjanjian untuk
penggunaan internet.
Sementara itu, Devie Rahmawati selaku Pegiat Literasi
Digital memaparkan bahwa overdosis digital yang artinya menjadi tantangan besar
yang berlaku menjadi tiga kondisi penyerang, partisipasi dan aktor. Risiko
keamanan digital bagi anak seperti media sosial dan depresi seperti kecanduan,
isolasi sosial dan bunuh diri. Kedua
adalah media sosial dan diet karena konten media sosial media dimana terdapat
pemasaran junk food, obesitas, makanan dan perilaku tidak sehat dan pemasaran
minuman keras. Yang ketiga adalah media sosial dan kebiasaan yang tidak sehat
dimana terdapat informasi yang salah dan berbahaya tentang pola hidup yang
tidak sehat. Yang keempat media sosial dan pemasaran alkohol dimana iklan ini
bertarget melalui sosial berpengaruh signifikan terhadap perilaku. Selanjutnya
media sosial dan cyberbullying karena kemampuan untuk bersembunyi di balik nama
palsu memberikan bullying. Selanjutnya adalah media sosial dan masalah
psikologis dimana anak dan remaja sangat kesepian dan tidak puas dengan tidak
hidupnya. Yang ketujuh adalah media sosial dan tidur dimana durasi penggunaan
sosial media dan internet tinggi memiliki kualitas tidur yang buruk dan waktu
tidur yang tidak cukup. Yang kedelapan adalah media sosial dan kecanduan dimana
terjadi penurunan waktu yang produktif. Yang kesembilan adalah media sosial dan
kecemasan hal ini dikarenakan anak dan remaja menjadi FOMO, dan timbul
kecemasan yang lain. Yang kesepuluh adalah masalah terkait seks dimana
pornografi online seringkali menjadi sumber pertama pendidikan seks bagi banyak
remaja dan paparan pornografi kekerasan meningkatkan kemungkinan menjadi
agresif secara seksual. Permasalahan yang kesebelas adalah media sosial dan
masalah perilaku seperti hiperaktif/kurang perhatian, gejala emosional, masalah
perilaku, hubungan teman sebaya berkurang dan prososial perilaku. Permasalahan
yang kedua belas adalah media sosial dan citra tubuh karena orang-orang
memposting foto mereka yang paling bagus dan melihat foto orang lain,
menciptakan lingkungan online yang dapat merusak penerimaan citra tubuh.
Permasalahan ke 13 adalah media sosial dan aktivitas fisik dimana penggunaan
smartphone dan perangkat digital lainnya secara berlebihan juga dapat
menyebabkan masalah fisik, seperti gaya hidup yang kurang gerak. Yang ke 14
adalah media sosial dan online grooming dimana anak lebih rentan saat online
karena mereka sering lepas dari kendali orang tua mereka dan mungkin lebih
bersedia untuk berbagai informasi atau gambar tentang diri mereka sendiri
daripada di kehidupan nyata. Permasalahan yang ke 15 adalah media sosial dan
gangguan penghilihat dikarenakan selama penggunaan smartphone terhadap penurunan
penglihatan. Permasalahan ke 16 adalah media sosial dan sakit kepala dan gigi
dikarenakan aplikasi smartphone dapat meningkatkan keacuhan diri terhadap
kesehatan diri.
0 Comments:
Posting Komentar